Mencari Sekolah yang terbaik buat anakku bukan diriku

>> 14 August 2011


Setelah blogging kesana kemari membuat diriku semakin bingung. Mau pilih ke sekolah yang mana?
Jujur cerita ini kutulis karena keresahan hatiku bukan bermaksud menyinggung orang lain atau institusi tertentu.

Siapa sih ortu yang tidak ingin anaknya pintar, sukses, berhasil dan naik harkat, derajat dan martabatnya ? Tetapi untuk mencapai semua itu apa harus di sekolah swasta, yang mahal,  yang bilingual, jam sekolahnya lama, gedungnya bagus, ekskulnya yang berkelas kaya piano-balet-drumband-berkuda...#uhuuyyy

Apakah sekolah seperti itu bisa menjamin anak didiknya berhasil menjadi orang kaya secara materi ? Masih adakah sekolah2 negeri yang bisa menciptakan anak2 yang mandiri, percaya diri, santun berperilaku, cakap berbahasa, ilmu dan kemampuannya bisa bermanfaat bagi orang lain ?

Banyak yang bilang sekolah negeri sekarang maunya tau beres. Guru sudah tidak lagi mengajari baca dan tulis. Anak tidak didampingi saat proses belajar mengajar bahkan cara pengajarannya pun tetap satu arah, banyak teori jarang praktek plus PRnya banyak sekali.
Wah jika seperti itu berarti maknya dunks yang repot!!!
Bukannya tidak mau repot tetapi untuk WM seperti diriku yang tidak bisa full time ada di sampingnya bisa berabe kalau ada PR dan dia tidak tahu cara mengerjakannya.

Aku pernah merasakan menderita batin saat sekolah. Dari TK sudah dicekokin dengan tujuan sekolah harus mendapat rangking 1 bukan untuk menambah ilmu atau wawasan yang bisa berguna untuk masa depan. Hampir semua orangtua terdoktrin dengan anak rangking 1 pasti pintar, pasti masa depannya cerah dan itu termasuk orangtuaku.
Sakit rasanya jika rangking itu turun menjadi rangking3, kenapa? Karena dituduh kebanyakan main, males belajar, nga nurut sama orangtua, belum ejekan dari teman2 "kalah nih ye"...#gimana kalau rangking 30****%$7^^!!!

Waktu bermain dengan teman berkurang, waktu untuk menikmati "me time" nga ada, yang ada hanya belajar..belajar dan belajar. Itu semua aku alami dari SD hingga SMP...#pas SMA dan kuliah gw agak bandel xi xi xi

Saat pembagian raport terlihat muka tegang ortuku, karena dulu pembagian rapor seperti upacara. Jadi yang dapet rangking maju ke podium dan terima piagam dan dilihat oleh semua orangtua murid. JIka aku naik ke podium 1 terlihat kelegaan di raut wajah ortuku tetapi jika podium 2 dan 3 ada kesedihan...#padahal masih 3 besar

Aku tidak ingin merasakan ketegangan yang luar biasa saat mengambil raport anakku nanti, aku tidak ingin anakku terbebani dengan istilah "rangking 1", tetapi aku ingin anakku menjadi yang terbaik bagi dirinya.

Jadi apa yang terbaik buat anakku, lebih baik diskusikan dahulu dengan guru pembimbingnya dan tentunya anaknya sendiri. Guru biasanya lebih tahu dan bisa menilai bakat dan kemauan anak didiknya

Tapi dari lubuk hatiku, aku ingin sekolah yang tidak memberikan PR untuk anaknya, sekolah bisa fun tidak membuat stress, anak mengerti mencari ilmu atau sekolah itu kegunaannya apa, proses belajar mengajar lebih banyak prakteknya dan berjalan dua arah, tidak menerapkan sistem rangking hanya berdasarkan nilai akademis semata, anak sejak dini sudah dididik untuk mandiri, mudah bersosialisasi, komunikatif dan kreatif, biaya sekolah masih terjangkau, orangtua bisa tau perkembangan anaknya setiap saat. Hmmm masih adakah sekolah seperti ini ???

0 comments:

About this Blog

Seguidores

    © mij en mijn familie verhaal te. Friends Forever Template by Emporium Digital 2009

Back to TOP